Rabu, 03 September 2014

Kenapa Cowok Dilarang Menenun Dalam Pulau Lombok

Kain tenun jadi ciri khas dari Pulau Lombok. Di balik rajutan dengan motifnya yang khas, umumnya berada kepercayaan seluruh kalangan Pulau Lombok pada pembuatannya. Cowok dilarang keras untuk menenun kain Lombok!
Seumpamanya pada Jawa ada batik, maka Pulau Lombok punyai kain tenun. Bukan sedikit pengunjung di dengan mancanegara yang berburu kain tenun ini ketika traveling ke Lombok. Tapi tahukah Kita, kenyataannya, berada beraneka kepercayaan tentang kain tenun Pulau Lombok.

“Bagi cowok, jangan coba-coba menenun,” tegas Ardi, salah satu masyarakat Desa Sukarara, Lombok Tengah saat detikTravel bersama Burufly berkunjung di Senin (1/7/2013) sore.
Seluruh wanita pada Desa Sukarara, diharuskan demi bisa menenun, dari umur sepuluh season sampai usia manula. Kegiatan tersebut tidak menjadi sebuah kerajinan, melainkan telah jadi tradisi. Selanjutnya, kenapa cowok tidak boleh menenun?

“Kalau cowok menenun, mampu jadi setengah cowok dengan setengah cewek,” ungkap Ardi.

Ardi menjelaskan, suatu itu ialah kepercayaan seluruh kalangan Pulau Lombok dengan bukan main-main. Buktinya, sempat sudah ada beberapa kejadian cowok yang menenun, sikapnya jadi semacam perempuan.

“Paman saya, dulu nikah dan cerai. Setelah tersebut, ia coba menenun dengan sesudah saat ini menenun. Kini, ia tidak hendak menikah lagi, sudah jadi seperti perempuan,” papar Ardi.
Sepanjang tindakan pada Desa Sukarara, sungguh kelihatan semua wanita yang sibuk menenun pada halaman depan rumahnya. Demi para pria dalam sini, biasanya berternak atau keluar menuju sawah.
Bagi traveler, Kita berhasil berburu kain tenun sejak harga Rp 100-700 ribu dalam Desa Sukarara. Jangan lupa, abadikan seluruh wanita yang sedang menenun kain dalam sana.

“Semua wanita dalam desa itu menenun. Tidak ada yang tidak dapat,” pungkas Ardi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar